Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution menuturkan dalam 2 sampai 3 tahun ke depan akan ada mata uang baru dengan nilai Rp 100.000 desain khusus. Uang Rp 100.000 ini nantinya tiga nol bagian belakang dicetak agak samar.
Ia menyatakan, hal ini merupakan tahapan proses redenominasi yang sedang dirancang saat ini. Namun uang pecahan Rp 100.000 yang biasa seperti saat ini masih beredar.
"Nanti akan ada periode 2-3 tahun mendatang, mata uang Rp 100 ribu ada mata uang dengan gambar yang persis sama, tiga angka 0 (bagian belakang) dibuat agak kabur. Sehingga Rp 100 saja yang menonjol dilihat," ungkap Darmin pada acara Kick Off Konsultasi Publik Perubahan harga rupiah "redenominasi bukan sanering" di hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (23/1/2013).
Kemudian, beberapa waktu selanjutnya, uang model lama akan dihilangkan dan akan muncul uang dengan angka Rp 100 namun tanpa samaran angka nol dibelakangnya. Darmin menyebut tahapan ini sebagai tahap transisi atau paralelisasi.
"Rupiah lama ini nggak keluar lagi beberapa tahun lagi. Kemudian berdampingan lagi dengan uang Rp 100 tanpa 0 yang kabur," ucapnya.
Tahap transisi, lanjutnya merupakan tahap kedua dimana sebelumnya ada tahap persiapan. Kegiatan utamanya adalah penyusunan RUU Redenominasi, rencana pencetakan uang dan distribusinya, penyesuaian infrastruktur dan teknologi informasi serta sistem pembayaran, akuntansi serta komunikasi kepada masyarakat.
"Tahap terakhir yaitu tahap phasing out yaitu saat dilakukan pengembalian mata uang Rupiah dengan kata baru menjadi rupiah," tutupnya.
Darmin menyatakan, tiga tahap tersebut, persiapan, transisi dan phasing out akan memerlukan waktu minimal 6 tahun.
Sumber : finance.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar